3.11.08

JEMBATAN CINTA

(26.okt’08 // Desa Sapolohe kec. Bontobahari kab. Bulukumba)

.. catatan d sore itu hasil pen-transfer-an lamunan yang terusik oleh deburan ombak dan tawa riang anak-anak pesisir yang mengira saya seorang turis korea ..


Kota Bulukumba terletak di selatan kota Makassar. Sekitar 4 jam perjalanan dengan mengendarai sepeda motor. Desa sapolehe sendiri terletak kurang lebih 25 km dari kota Bulukumba. Dimana desa tersebut menjadi tujuan saya dan beberapa teman sebagai tempat pengambilan data penelitian menyangkut perubahan garis pantai akibat pasang surut, abrasi dan prilaku sedimentasi pesisir dari waktu surut hingga surut berikut di keesokan harinya. Siang hari (24 0kt’08) sebelum shalat jumat kami ber-8 tiba di desa itu, di kediaman salah seorang teman atau tepatnya senior yang memang menetap di sana. Berbagai persiapan kami lakukan sebelum akhirnya melakukan akuisisi (memasang perangkap sedimen-red) di pesisir pantai desa sapolohe. Siang dikeesokan harinya, setelah air laut surut kami pun kembali menyusuri pantai tersebut untuk mengambil dan menngumpulkan perangkap sedimen yang telah kami pasang. Perjalanan siang yang panas hingga sore yang hangat tak ikut membuat surut semangat kesetiaan kami, apalagi sepanjang pesisir kami ditemani oleh gelak tawa, suara ombak, belaian angin pantai yang diikuti dengan tarian nyiur, kicauan burung, pemandangan anak-anak pesisir yang sedang asik bermain di pinggir laut tapi tak sedikit diantaranya mengikuti kami karena penasaran. Tapi ada yang menarik dalam perjalanan sore itu. Cerita masyarakat setempat tentang keberadaan ground ato dikenal dengan nama pemecah ombak di pesisir pantai tempat kami mengambil data. Masyarakat setempat akrab menyebutnya dengan sebutan “jembatan cinta”. Entah itu hanya sebuah sebutan ato’ sebuah cerita peninggalan nenek moyang mereka, mitos ato’ sudah jadi cerita rakyat setempat. Aneh saja kalau saya mendengar sebuah nama apakah tempat ato benda yang diikuti dengan kata “cinta” , pastinya ada bumbu asmara yang melekat tak jauh dari situ,,sensitife!!hehe..(ex; pohon cinta; rumah cinta; samudera cinta; api cinta; panah cinta…)

Sambil menikmati hangatnya sinar matahari sore itu, saya pun coba menerawang dalam lamunan konyol bak orang gila menganalisa penyakit kejiwaannya sendiri, mencoba mencari tahu..kenapa..?

Beberapa perkiraan pun muncul dengan sendirinya di bawah benak sadarku .. sebuah pemandangan yang lazim oleh seorang pemikir seperti saya ..ck..ck..ck

Mungkin jembatan cinta adalah sebuah tempat untuk memohon jodoh dengan menjalankkan sebuah ritual tertentu di tempat itu,, dengan membawa sesajen diiringi ucapan kalimat tak jelas ..

Apakah tempat beberapa muda - mudi untuk nongkrong sambil menikmati spectrum jingga kilau sunset sore itu, hingga pada akhirnya diantara mereka ada yang saling berpandangan lalu berkenalan, dan akhirnya berpacaran.., atau mungkin ada yang sudah berlanjut ke jenjang pernikahan ..

Ataukah hanya sebuah tempat yang dijadikan oleh sepasang kekasih yang dimabuk asmara untuk ber- romantika senja sampai larut malam bila keduanya sudah benar-benar ‘sengaja’ lupa waktu ..

Ah…saya tidak ingin berlama-lama memikirkannya, apalagi nantinya terlalu jauh menanggapinya. Saya hanya ingin menikmati liburan kecilku dengan beberapa sahabat yang sengaja pergi meninggalkan kota ini dengan segala hingar bingarnya yang penuh dengan sesak aktivitas kampus. (sampai ketagihan!!) ..- kepentingan yang sama menurutku - walau tujuan utama kami ke sana adalah untuk membantu pengambilan data salah seorang teman.

Menunggu jingga. Saya menyempatkan diri bercengkrama dengan sunset sore itu di atas jembatan cinta, menyambut jingga senja yang tak lama lagi..


0 comments:

Post a Comment