31.3.10

Teringat Bapak

-catatan esai di tanah rantau-

Dulu, bila Ramadhan tiba, saya pasti menyempatkan diri untuk pulang ke kampung halaman. Seperti sebuah keharusan, walau saya hanya bisa berkumpul dengan keluarga sekitar seminggu atau kadang kurang dari itu sebelum hari lebaran tiba. Maka saya selalu memanfaatkan momen ketika waktu berbuka puasa. Karena bila waktu berbuka tiba, Bapak selalu menyempatkan diri berkumpul bersama di rumah untuk ikut berbuka bersama. Tidak terkecuali di Ramadhan yang telah lewat. Bapak memang kelihatan sangat sibuk, shift pagi hingga sore kadang juga sampai malam, “on call shift job” begitu Bapak menyebutnya. “Kalo’ dekat lebaran seperti ini banyak karyawan yang mengambil jatah cutinya ; ada yang berlibur ke kota dengan keluarganya untuk silaturahmi ataupun berbelanja ; atau pulang ke kampung orangtua atau mertua .. Jadinya banyak pekerjaan yang tidak terseleseikan sesuai tenggat waktunya. Kalo saya tidak turut meng-handle karyawan-karyawan yang tersisa untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan itu, nanti saya juga yang dapat teguran dari atasan ..” tambahnya di sela-sela waktu makan malam seusai berbuka. Radio ‘handy talky’ tak pernah lepas dari jangkauannya. Sebisa mungkin, setiap saat me-monitoring pekerjaan di pabrik dari situ. Bapak pastinya sangat lelah menangani itu semua ..
“mari kita mengobrol sebentar di beranda depan” ajakku sehabis makan malam. Kami pun mengepulkan asap rokok masing-masing, sambil bertukar cerita dengan sedikit gurauan akrab diantara kami, biar pikiran yang sedang berkecamuk dalam kepala Bapak bisa tenang sejenak ..
Bapakpun mulai bercerita tentang pekerjaan, masa bakti, sedikit kritik tentang para elit perusahaan tempat Bapak bekerja. Dari cerita itu saya tahu kalau sekarang perusahaan tempat dimana Bapak bekerja sedang surut. Pensiun dini diberlakukan oleh perusahaan untuk beberapa karyawan demi menjaga stabilitas pabrik. “Itu semua tidak lepas dari ‘krisis global’ yang sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu. Krisis global sedang menjadi isu hangat sekarang-sekarang ini. Banyak perusahaan-perusahaan besar dunia yang ikut kena dampaknya". Dipicu oleh melemahnya perputaran modal pada bank-bank besar dunia. “Masa bakti Bapak dengan perusahaan juga tidak lama lagi. Hanya tinggal setahun lebih, setelah itu Bapak sudah jadi pensiunan MEM Department PT.INCO,Tbk., hmmm..enaknya menikmati masa pensiunan kita jalan-jalan kemana yah’?” guraunya di sela-sela pembicaraan ..
“..bila ada pekerjaan yang rumit, biasanya saya memberi kesempatan pada karyawan yang masih muda untuk menyelesaikan terlebih dahulu. Biar pengalaman mereka bertambah, lanjutnya. Saya hanya tinggal memberikan instruksi dan tenggat waktu penyelesaian pekerjaan (worksheet-job description-issue request). “Kalau pada tenggat waktu yang saya berikan pekerjaan belum juga selesai, sayapun akan turun ke lapangan untuk membantu., memberi beberapa arahan., dan sedikit solusi. Semacam pengetahuan yang dibagikan oleh orang yang lebih mengerti kepada orang-orang yang belum mengerti. Menurunkan pengetahuan itu walau cuma satu ayat ..” tambahnya ..

Mendengar itu semua, rasanya saya ingin menjadi bagian penting di hari-hari tuanya kelak ..
“Saya ingin melihat Bapak menikmati dunia. Menonton berita aktual di ruang keluarga di pagi hari, mengurus taman-taman kecilnya di samping rumah, berkebun tanaman-tanaman hias dan apotik hidup di halaman belakang rumah, juga aquarium landscap yang sengaja Bapak buat di tengah-tengah taman (yang katanya biar memberi kesan sedang berada di kebun wisata ketika berada di sana), ikut bermain bersama cucu-cucunya, atau mungkin berlibur kecil bersama Ibu ke luar kota demi melihat tempat-tempat indah yang hanya bisa Bapak kagumi lewat layar televisi” .. Saya masih setia menunggu rezeki yang datang dariNya. Kelak bila telah dimudahkan, saya akan membagikan sedikit rezeki itu untuk Bapak, menjadikan impian Bapak jadi nyata, jika harus mengajaknya berkeliling dunia sekalipun ..

“Bapak harus kembali ke tempat kerja nak .. masih banyak pekerjaan yang harus di seleseikan. Lanjutkan dulu pekerjaanmu, nanti kita cerita-cerita lagi.. ” kata Bapak dengan berusaha tersenyum dalam lelahnya. Memang kesempatan bertemu seperti ini sudah sangat jarang kami dapatkan, saya dan dua orang adik sudah merantau ke kota untuk kuliah beberapa tahun lalu. Terlebih saya, sudah 11 tahun sejak saya meninggalkan kampung halaman untuk menuntut ilmu di sekolah kejuruan negeri di kota lalu melanjutkan pendidikan lagi ke jenjang kuliah. Kesempatan bercengkrama seperti ini sudah sejak lama saya rindukan. Walaupun Bapak sibuk, tapi bukanlah seorang workaholic atau juga pekerja kompulsif, pekerja yang selalu merasa tidak cukup. Selalu saja ada gunung uang untuk didaki. Workaholic. Menurut seorang psikiater, seorang workaholic dapat beresiko mengalami depresi ketika tidak sibuk menangani tantangan serta berbagai permasalahan dalam menjalankan pekerjaan. Ini semacam penyakit yang sering dihubungkan dengan rasa tidak nyaman, ketakutan masa kecil serta keinginan untuk memblokir kenyataan hidup (Paulo Coelho dalam the winner stands alone). Bapak menjadikan pekerjaannya sebagai sumber kebahagiannya juga untuk kami sekeluarga.
Ketika Bapak pulang sehabis bekerja, bajunya kotor dengan noda-noda hitam melekat, tangannya selalu berbekas minyak., entah itu oli atau gemmuk, tapi senyumnya selalu merekah ketika dapat berkumpul kembali dengan kami. Tatapan lelah yang dibarengi senyuman itu mengindikasikan kalau Bapak sudah bahagia dengan pekerjaan yang ia miliki.
Bapak hanya ingin hidup bahagia dengan pekerjaan dan keluarga yang ia miliki, rumah yang tidak seperti istana, tapi jadi raja bagi keluarga, didampingi oleh Ibu sang permaisuri cantik, pangeran-pangerannya yang gagah juga putri-putrinya yang jelita, taman-taman dan aquarium landscap, tapestri-tapestri seperti yang ada di kerajaan Luwu dahulu yang tergantung di ruang makan, perkamen-perkamen dan lukisan indah di ruang tamu, juga impian-impiannya yang akan terjawab oleh waktu ..

“semoga hari itu datang dengan izinNya, dan kami sekeluarga akan berkumpul kembali pada Ramadhan yang akan datang., dalam sujud dan doaku ..”

:revisi: kramat, 3Feb2009

1 comments:

Thariq said...

indahnya masa itu...

Post a Comment