3.7.08

Titik,Koma.

Kemarin, saya mendapati teman saya berbohong..berbohong untuk dirinya sendiri, mungkin dia merasa tidak enak hati untuk mengecewakan saya dan beberapa teman lainnya. Dia berbohong agar bisa ikut bercengkerama dengan kami di warung kopi. Dia berbohong pada kekasihnya..yang sangat ingin segera bertemu..yang sebenarnya dia juga merasakan itu. Jasadnya mengikuti kami, tapi tidak dengan jiwanya..Rasa dilema menyiksanya,, kondisinya sekarat, ketika dia disuruh memilih antara sahabat dan kekasih. Cinta bisa didapatkan dimana saja dengan cara yang berbeda..tetapi tidak untuk sahabat. Nilai tukarnya sangat jauh berbeda...mungkin seperti kurs dollar dan rupiah. Jarang kita mendapatkan sebuah persahabatan yang hakiki..walaupun setahuku cinta juga seperti itu. Ya,..ternyata temanku ingin dihargai oleh teman-temannya, ketimbang oleh pacarnya. Skala prioritas yang matang menurutku, ketika sahabat dan kekasih ditimbang dengan timbangan yang sama (setidaknya itu adalah justy dari parameter yang saya miliki). Walaupun pada dasarnya setiap orang mempunyai hak kebebasan untuk memilih..tapi setiap orang akan cenderung memilih apa yang bisa membuatnya untuk bisa dihargai oleh orang-orang di sekitarnya..Sebuah hal klasik bagi penganut psikologi sains modern.

Kondisi yang selalu terjadi, yaitu seseorang selalu ingin terlihat baik di mata orang lain, selalu ingin menjadi orang yang beruntung, selalu ingin menjadi orang terpilih, juga selalu ingin di hargai oleh orang-orang di sekitarnya. Beberapa orang akan berbuat baik pada kita bila kita juga berbuat baik dengan mereka, sedang beberapa orang akan baik pada kita bila kita ‘terpaksa’ untuk tidak baik dengan mereka..tentunya hal itu kita lakukan dengan tujuan yang baik pula (terpaksa karna kondisi bukan profesi). Begitupun sebaliknya, filosofi kwaci sebutku..

Walaupun beberapa orang terpaksa terlihat baik, tapi itulah salahsatu sifat kemerdekaan setiap orang.. kebutuhan untuk bisa dihargai oleh orang lain.

Layaknya Titik dan Koma, orang akan berhenti pada satu saat (titik), untuk bisa menghargai orang lain ketika orang lain tersebut sudah tidak menghargainya (kebebasan untuk memilih), dan berusaha berpikir sejenak (koma) (dalam ke-diam-an diri sementara pikiran yang berkecamuk juga ikut diam) memastikan kesalahan dalam memlih kebebasannya.

0 comments:

Post a Comment