10.9.08

‘’KEPASTIAN‘’ yang kau tunggu..

Apakah kamu ingin lanjut sekolah S2?? tanya Ayah.., sembari tersenyum dengan tatapan penuh arti.. saya pun langsung terhenyak seketika mendengar pertanyaan yang sangatlah jarang dilontarkan oleh orangtua kebanyakan,, walaupun dengan sigap saya menjawabnya “YA” dengan penuh semangat...,tp batinku bertanya kenapa pertanyaan itu yang muncul.,? kenapa tak segera saja Ayah tanyakan ‘’kepastian‘’ itu…,? Dengan berkata ‘’ kapan kau akan di wisuda, nak.,?? ‘’ pertanyaan yang sangat saya takuti sekaligus saya nantikan keluar dari mulut Ayah…

Umurmu boleh semakin menua..itu terlihat samar dari garis-garis kerutan menyerupai kountur di bidang kening-mu, tapi Ayah masih terlihat sangat muda, kuat dan masih gagah berwibawa.,(sumpah,..! saya tidak cari muka koq yah.., dan makasih ya yah’…masih memberikan-ku ‘aura’ itu..hihihi)

Rasa bersalah itu terus menghantui, seakan ada hukuman yang menanti…Maklum sudah beberapa kali moment wisuda terlewati yang notabene beberapa teman angkatan ‘berpartisipasi’ dalam acara tersebut. Bagi saya tidaklah mudah untuk menyandang status sarjana ato’ Sarjana Sains tepatnya untuk lulusan Fakultas MIPA, berbagai urusan dari yang mudah hingga yang sulit sebagai fase sebuah aturan yang harus dilewati dengan segenggam kesabaran. Sekali lagi sebuah proses!! Sayapun berharap proses tersebut adalah yang terakhir kali di kampus. Setelah pernah merasakan culunnya menjadi mahasiswa baru, menjadi panitia bina kader setahun setelahnya, kemudian pengurus himpunan lalu pengurus senat fakultas yang kesemuanya menitipkan pengalaman sebagai proses pembelajaran hidup yang saya dapatkan di dunia kampus antah barantah.

Satu semester sudah terlewati tanpa kemajuan berarti. Saya masih bermalas-malasan mengerjakan data yang harus di input di Mic. Excel, men-digitasi peta lokasi penelitian di ArcView GIS, belum lagi mengolah kesemua data dengan Matlab 7.0…semuanya masih berputar-putar tak jelas dalam kepala saya.

Sepenuh hati saya berdoa :

Sebagai abdi untuk kedua orang tua, saya berniat sepenuh hati untuk menjemput ‘kepastian yang Ayah tunggu’ itu di penghujung tahun 2008. Semoga!!
Saya berjanji akan membawakan kepastian itu dengan doa Ayah bersamaku.

0 comments:

Post a Comment