rasakan angin pembawa salam
Pergilah dengan pohon-pohon nyiur melambai
hingga sampai ke ribaan bunda
Aku akan selamanya cintakan engkau
meski engkau berkeras pergi
Nyanyikanlah lagu pemancing rindu
yang engkau cipta di atas kertas usang
Menarilah, biar aku duduk menikmati
iringkan pasir yang mendesir
Rahasia kita biarkan saja abadi dalam celoteh sendu
kan ada hari untuk saling merindu lagi
berbagi pada malam pemecah gelombang
gelombang dari nelayan yang tak tahu arah pulang
gelombang oleh petani yang tersesat di padang ilalang
Aku akan selamanya cintakan engkau
hingga engkau mengerti, akan aku tunggu
Bermainlah dengan derita yang datang membawa kendi cinta
Duduklah bersama di singgasana tempat sejuta dewa
tertawa akan ketakutan manusia
Dari dasar lautan, semak-semak hutan, puncak-puncak gunung, gua-gua kegelapan, kemarahan angkara murka, kemunafikan dan kelicikan nafsu hanyalah sekedar cerita wayang terbaring di hamparan samudera tak bertepi, penantian panjang oleh mimpi
Aku akan selamanya cintakan engkau
tapi belum juga engkau tahu
Kau lihat getir pada diriku
sebab wajahmu tak lagi memanja
Tergolek tanpa daya, tersenyum tak dapat berbicara
terbius godaan dunia-sihir asmara
misteri dari puitika..dalam balada..oleh syair
adalah sama sia-sia
Aku akan selamanya cintakan engkau
karena aku dan engkau sama bukan penyair
kramat lontar, 23 januari 2009
0 comments:
Post a Comment